
Pada sebagian
orang mungkin muncul pertanyaan, “kenapa harus berdo’a? Tidak cukupkah usaha
manusia untuk mengubah nasibnya sendiri ? Dan bukankah Allah SWT telah
mentakdirkan segala sesuatu kepada manusia ? Mungkin juga kepada sebagian orang
yang lain akan terbersit di qolbunya, “Saya sudah sangat sering dan banyak
berdo’a, namun sampai saat ini permohonanku belum dikabulkan Allah SWT. Apakah
Allah SWT memang tidak mau mengabulkan do’a yang aku panjatkan ?
Pertanyaan –
pertanyaan ini tidak mustahil terlintas dalam diri setiap manusia. Dengan semua
kemampuan yang dimiliki, mereka merasa dapat melakukan segala sesuatu dengan
mengandalkan dan mengoptimalkan segenap potensi dirinya. Sehingga apapun saja
dapat mereka capai tanpa perlu meminta bantuan Allah SWT.
Sementara di
“belahan dunia lain”, terdapat orang – orang yang setiap waktunya selalu diisi
dengan do’a kepada Allah SWT, namun kenyataan hidup yang dia hadapi tidak
semanis permohonannya kepada Allah SWT, seakan – akan do’a yang ia panjatkan tidak
berguna.
Fenomena
semacam ini sangat mungkin terjadi di sekitar kita, bahkan bisa jadi kitalah
yang mengalaminya. Kalau memang demikian, apakah do’a itu sesungguhnya ? Dan
ada apa dengan do’a yang kita panjatkan ?
Do’a
merupakan salah satu bentuk penghambaan diri kepada Allah SWT. Karena itu ia
merupakan ibadah yang sangat dianjurkan. Dalam sebuah hadist Nabi SAW :
AN ANIS IBNU MALIKI AN
NABIYYA SHOLLALLAHU ALAIHI WASALLAMA
KOLA ADDUAU MUHKHUL IBADATI
“Dari
anas bin Malik RA, dari Nabi SAW beliau bersabda “Do’a itu merupakan inti
ibadah” (HR.
Tirmidzi).
Bahkan do’a
merupakan amaliah yang paling mulia di sisi Allah SWT. Dalam hadist yang lain
disebutkan :
AN ABI HURAIROTA
RODIAULLAHU AN ANIN NABIYYI SHOLLALLAHU ALAIHI WASALLAMA KOLA LAISA SYAIUN
AKRAMA ALALLAHI TAALA MINADDUAI
“Dari
Abu Hurairah RA, dari Nabi Muhammad SAW, beliau bersabda, Tidak ada satupun
ibadah menurut Allah SWT yang lebih utama dari do’a” (HR. Imam Tirmidzi).
Disamping
sebagai ibadah kepada Allah SWT, didalam do’a terkandung sikap rendah hati
seorang mukmin, yang dengan tulus mengakui kelemahan dan keterbatasan dirinya.
ALMURADU BIDDUAI IDHARUL
FAQOTI
“ Adapun maksud dari do’a
adalah menampakkan kekurangan manusi kepada Alla SWT” (Al – Adzkar, 353)
Dengan
berdo’a seseorang akan merasa dirinya sebagai makhluk lemah, yang tidak mampu
memenuhi segala kebutuhannya sendiri, tanpa bantuan Allah SWT. Sehingga ia
terhindar dari sifat sombong dan merasa dirinya paling kuat serta paling kuasa.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar